Nama : Nanda Kartika Yuliani
NPM : EI013047
Prodi : Ilmu Kelautan
Tugas : Kuis ke 2 Pemetaan Sumber Daya Kelautan
A. Pemetaan
Pemetaan
adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa
letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya
dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki
ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat. (Soekidjo,1994).
Pengertian
lain tentang pemetaan yaitu sebuah tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan
peta. Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan data, dilanjutkan dengan
pengolahan data, dan penyajian dalam bentuk peta (Juhadi dan Liesnoor, 2001).
Jadi,
dari dua definisi diatas dan disesuaikan dengan penelitian ini maka pemetaan
merupakan proses pengumpulan data untuk dijadikan sebagai langkah awal dalam
pembuatan peta, dengan menggambarkan penyebaran kondisi alamiah tertentu secara
meruang, memindahkan keadaan sesungguhnya kedalam peta dasar, yang dinyatakan
dengan penggunaan skala peta.
1. Proses Pemetaan
Proses
pemetaan yaitu tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam perancangan sebuah
peta. Menurut Intan Permanasari (2007) mengemukakan bahwa: ada 3 tahap proses
pemetaan yang harus dilakukan yaitu :
a. Tahap
pengumpulan data
Langkah
awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan data. Data merupakan suatu
bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan. Keberadaan data sangat penting
artinya, dengan data seseorang dapat melakukan analisis evaluasi tentang suatu
data wilayah tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer atau data
sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat spasial, artinya
data tersebut terdistribusi atau tersebar secara keruangan pada suatu wilayah
tertentu. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan
dahulu menurut jenisnya seperti kelompok data kualitatif atau data kuantitatif.
Pengenalan
sifat data sangat penting untuk simbolisasi atau penentuan dan pemilihan bentuk
simbol, sehingga simbol tersebut akan mudah dibaca dan dimengerti. Setelah data
dikelompokkan dalam tabel–tabel, sebelum diolah ditentukan dulu jenis simbol
yang akan digunakan. Untuk data kuantitatif dapat menggunakan simbol batang,
lingkaran, arsir bertingkat dan sebagainya, melakukan perhitungan-perhitungan
untuk memperoleh bentuk simbol yang sesuai.
b. Tahap
penyajian data
Langkah
pemetaan kedua berupa panyajian data. Tahap ini merupakan upaya melukiskan atau
menggambarkan data dalam bentuk simbol, supaya data tersebut menarik, mudah
dibaca dan dimengerti oleh pengguna (users). Penyajian data pada sebuah
peta harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan dapat
tercapai.
c. Tahap
penggunaan peta
Tahap penggunaan
peta merupakan tahap penting karena menentukan keberhasilan pembuatan suatu
peta. Peta yang dirancang dengan baik akan dapat digunakan/dibaca dengan mudah.
Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi, sehingga pada peta harus
terjalin interaksi antar pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta (map
users). Pembuat peta harus dapat merancang peta sedemikian rupa sehingga
peta mudah dibaca, diinterpretasi dan dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna
harus dapat membaca peta dan memperoleh gambaran informasi sebenarnya
dilapangan (real world).
2. Peta
Peta
adalah suatu representasi atau gambaran unsur–unsur atau kenampakan abstrak
yang dipilih dari permukaan bumi atau benda–benda angkasa dan umumnya
digambarkan pada satu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan (ICA, 1973
dalam Intan Permanasari).
Klasifikasi peta
dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :
a. Penggolongan
peta menurut isi (content) yaitu :
1) Peta umum atau
peta Rupa Bumi atau dahulu disebut peta Topografi yaitu peta yang menggambarkan
bentang alam secara umum dipermukaan bumi, dengan menggunakan skala tertentu.
Peta–peta yang bersifat umum masuk dalam kelompok ini seperti peta dunia,
atlas, dan peta geografi yang berisi informasi umum.
2) Peta Tematik adalah peta yang memuat tema–tema khusus untuk
kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan,
perencanaan, pariwisata, dan sebagainya.
3) Peta Navigasi (Chart)
adalah peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu
para navigasi laut, penerbangan maupun perjalanan. Unsur yang digambarkan
dalam, chart meliputi rute perjalanan dan faktor–faktor yang sangat
penting sebagai panduan perjalanan seperti lokasi kota–kota, ketinggian daerah
atau bukit–bukit, maupun kedalaman laut. Komponen peta tematik merupakan
informasi tepi peta, meliputi judul peta, skala peta, orientasi peta, garis
tepi peta, letak koordinat, sumber peta, inset peta dan legenda peta. Biasanya
komponen peta tematik ini diatur sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek
selaras, serasi, seimbang atau disingkat 3S.
b. Penggolongan
peta berdasarkan skala (scale) yaitu :
1) Peta skala sangat besar : > 1 : 10.000
2) Peta skala besar : < 1 : 100.000–1 : 10.000
3) Peta skala sedang : 1 : 100.000–1 : 1.000.000
4) Peta skala
kecil : > 1 : 1.000.000
c. Penggolongan
peta berdasarkan kegunaan (purpose).
Meliputi
peta pendidikan, peta ilmu pengetahuan, informasi umum, turis, navigasi,
aplikasi teknik dan perencanaan.
Daftar
Pustaka
Soekidjo.
1994. Pengembangan Potensi Wilayah. Bandung :Gramedia. 229 Halaman.
Juhadi dan Dewi
Liesnoor Setiyowati. 2001. Desain dan Komposisi Peta Tematik.
Semarang: Pusat Pengkajian dan Pelayanan Sistem Informasi geografis,
Geografi UNNES.
Permanasari,
Intan. 2007. Aplikasi SIG Untuk Penyusunan Basis data Jaringan Jalan Di Kota
Magelang. Tugas Akhir Program Survey dan Pemetaan Wilayah Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.